Selasa, 05 Agustus 2014

alkhanza292gmail.com negrata_721@yahoo.com
Read More
Jiwa jiwa yang suka mendebat kebenaran ##################### Orang pandir selalu mencari alasan untuk mendebat, karena yang mereka inginkan bukanlah kebenaran tapi mendebat kebenaran. Mereka sulit menjalani kebenaran, lalu megalihkan kebenaran itu menjadi sesuatu yang relatif yang tampaknya masuk akal. Padahal apa yang disampaikan tidak ada hubungan sama sekali dengan pembahasan. Pernah mendengar ungkapan semisal diatas? Ustadz : “Alhamdulillah, dari QS 24:31 dan QS 33:59 kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Allah mewajibkan hijab bagi setiap Muslimah dan telah memberikan ketentuan bagaimana hijab yang syar’i dalam kedua ayat ini” Liberalis : “Berarti dalam Islam Muslimah berhijab itu wajib?” Ustadz : “Begitulah menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits” Liberalis : “Anda salah Tadz, itu kan penafsiran Anda? Belum tentu yang lain memiliki penafsiran seperti itu, itu kan hanya budaya orang-orang Arab saja. Kalau begitu anda terlalu men-judge orang lain, apa bedanya Anda dengan Hitler kalau begitu? Lagipula orangtua Anda juga masih Non-Muslim, seharusnya Anda dakwah dulu sama mereka, bukan sama orang-orang Muslim. Bahasa Arab saja baru belajar, sudah sok mendakwahi orang!” Atau yang begini, Ustadz : “Alhamdulillah, dari QS 24:31 dan QS 33:59 kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Allah mewajibkan hijab bagi setiap Muslimah, hijab itu adalah ketaatan, dan setiap ketaatan adalah baik” Liberalis : “Berarti Muslimah berhijab itu pasti baik?” Ustadz : “Begitulah menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits” Liberalis : “Anda salah Tadz, belum tentu orang yang berhijab itu lebih baik daripada yang tidak berhijab. Saya kemarin melihat ada orang yang berhijab tapi justru lisannya kasar dan kotor, sebaliknya ada orang yang tidak berhijab tapi sopan dan sedekahnya banyak. Anda terlalu men-judge! Kebaikan bukan ditentukan oleh pakaian, tapi lebih dari hati, nggak perlu berlebihan dalam segala sesuatu, Allah tidak suka yang berlebih-lebihan” Lihat alasan-alasan semisal ini, lalu renungkanlah firman Allah Swt. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada- adakan. (QS Al-An’am [6]: 112)
Read More
Wanita Pertama Penghuni Surga bukanlah putri seorang nabi, melainkan Dialah Mutiah. Mengapa bisa demikian? Siti Fatimah Putri Rasul pun sangat penasaran dibutanya. Ikuti kisahnya. Wanita Muslimah Kisahnya. Suatu hari putri Nabi SAW. Fatimah Az Zahra ra. bertanya kepada Rasulullah SAW., siapakah wanita pertama yang memasuki surga setelahUmmahatul Mukminin setelah istri-istri Nabi SAW.? Rasulullah bersabda: Dialah Mutiah. Berhari-hari Fatimah Az Zahra berkeliling kota Madinah untuk mencari tahu keberadaan siapa Mutiah itu dan dimana wanita yang dikatakan oleh Nabi SAW. itu tinggal. Alhamdulillah dari informasi yang didapatkannya, Fatimah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal Mutiah di pinggiran kota Madinah. Atas ijin suaminya Ali bin Abi Thalib, maka Fatimah Az Zahra dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Mutiah pada pagi hari. Sesampainya di rumah Mutiah, maka Fatimah yang sudah tidak sabar segera mengetuk pintu rumah Mutiah dengan mengucapkan salam. “Assalaamu’alaikum ya ahlil bait.” Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang wanita, “Wa’alaikassalaam … siapakah diluar?” lanjutnya bertanya. Fatimah menjawab, “Saya Fatimah putri Muhammad SAW.” Mutiah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.” Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya, dan ketika Mutiah melihat Fatimah membawa putra laki-lakinya yang masih kecil (dalam riwayat masih berumur 5 tahun). Maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali, terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi SAW kepada Mutiah dari balik pintu. “Ada apa gerangan wahai Mutiah? Kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahim kepadamu?” Mutiah dari balik pintu rumahnya menjawab, “Wahai putri Nabi, bukannya aku tidak mau menerimamu di rumahku. Akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki-lakimu Hasan, yang menurut ajaran Rasulullah tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa ijin suaminya. Walaupun anakmu Hasan masih kecil, tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada dirumah. Kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.” Tersentaklah Fatimah Az-Zahra mendengarkan kata-kata wanita mulia ini, bahwa argumentasi Mutiah memang benar seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW. Akhirnya Fatimah pulang dengan hati yang bergejolak dan merencanakan akan kembali besok hari. Pada hari berikutnya ketika Fatimah akan berangkat ke rumah Mutiah, Husein adik Hasan rewel tidak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya. Hingga akhirnya Fatimah mengajak kedua putranya Hasan dan Husein. Dengan berpikir bahwa Mutiah sudah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa Hasan, sehingga kalau dia membawa Husein sekaligus maka hal itu sudah termasuk ijin yang diberikan kepada Hasan karena Husein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan. Namun ketika berada didepan rumah Mutiah, maka kejadian pada hari pertama terulang kembali. Mutiah mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan, akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya. Semakin galau hati Fatimah, memikirkan begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW. dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya. Pada hari yang ketiga, kembali Fatimah bersama kedua anaknya datang ke rumah Mutiah pada sore hari. Namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dia terkagum. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai dengan bau yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona.
Read More
Kisah muslimah, Motivasi muslimahkisah muslimah
Read More
BasmaLLah..
Assalamu'alaikum warahmatullohi wabarokatuh...

Etika berpakaian begitu penting diatur
oleh Islam, sama pentingnya
dengan Pengaturan tentang
Makanan, Perdagangan,
Pernikahan, Perjanjian, karena
merupakan syarat sah dan
diterimanya sebuah Ibadah.
Terlebih aturan berpakaian bagi
wanita yang ditasbihkan oleh Nabi
sebgai "Tiang Negara" maka dapat
dipahami bahwa; aturannya
bertujuan untuk melindungi harkat
dan martabat wanita. Dapat
dianalogikan dengan suatu lapisan
yang menyelimuti bumi yaitu
atmosfer.
Seperti yang kita ketahui,
manfaat atmosfer bagi bumi yaitu
mampu menangkal segala
gangguan kosmik yang berbahaya
namun dari dalam ia membatasi
sesuatu untuk lepas dari bumi.
Dan siapa yang tidak tahu tentang
jilbab.
Suatu pakaian dan kain yang
menutupi aurat muslimah
sehingga dengan itu akan
membatasi pandangan orang lain
untuk melihat aurat-aurat mereka.
Sehingga ancaman buruk kepada
para muslimah akan lebih dapat
dihindari.

Setelah kita melihat antara kedua
perihal antara atmosfer dan jilbab
tadi. Maka kita akan menemukan
sebuah kesamaan fungsi yang
dimiliki keduanya di mana
atmosfer mampu mencegah
gangguan dari luar serta dari
dalam mampu menahan sesuatu
keluar dari bumi.

Begitupun
dengan fungsi jilbab itu sendiri di
mana jilbabpun mampu
mengurangi bahkan mencegah
siapa yang menggunakannya
sehingga diharapkan mampu
menjadikan siapa yang
menggunakannya terpelihara dari
gangguan. Dan seiring dengan itu
dapat menjadikannya belajar
untuk memelihara apa yang pantas
dipelihara olehnya, sehingga
dengan sendirinya ia akan terbiasa
untuk membatasi diri dari apa
yang di haramkan kepadanya
termasuk keterpeliharaan
pandangan dan keterpeliharaan
perilakunya.

Namun selain fungsi atmosfer
sebagai perisai, di balik itu
ternyata atmosfer juga penyebab
dari suatu fenomena indah yang
terdapat di bumi yang di mana kita
mengenalnnya dengan pelangi.

Lantaran salah satu penyebab
terjadinya pelangi identik dengan
keadaan atmosfer. Di mana pelangi
disebabkan oleh tata atmosfer
yang membawa kandungan kristal
es ataupun adanya perbedaan
kerapatan sehingga hal itu dapat
mendukung untuk terciptanya
fenomena optis seperti halnya
pelangi yang terjadi pada
fenomena Hallo (suatu fenomena
pelangi yang melingkari matahari
ataupun bulan.)

Dan setiap muslimah yang
berusaha untuk belajar dengan
mentaati perintah Allah dalam
membina akhlaknya menjadi baik
dengan demikian hal itu dapat
mengajarkan kepribadian mereka
menjadi lebih indah.

Keindahan itu
merupakan hasil dari pahatan
yang baik dan pahatan yang baik
itu di peroleh dari alat pahat yang
dirancang untuk kebaikan, bagi
mereka salah satunya adalah
dengan jilbab karena jilbab adalah
salah satu 'alat' untuk
mengajarkan mereka kepada
ketaatan agar ketaatan itu
diharapkan dapat membiasakan
diri mereka untuk taat kepada
perintah-perintah yang lain.
Sehingga ketaatan-ketaatan itu
akan melahirkan suatu perilaku
yang baik di dalam diri mereka.
Kemudian perilaku yang baik itu
melahirkan kepribadian yang
indah, yang kan menjadi perisai
bagi diri mereka dan bermanfaat
bagi orang lain serta menjadi
perhiasan bagi suaminya.

Subhanallah...

Insya Allah.
Read More
Sejak bayi, meski anak tidak bisa berbicara mengenai hal-hal yang ia inginkan tetapi dia masih bisa menyuarakan keinginannya melalui berbagai jenis cara. Menangis adalah cara pertama bayi menunjukkan bahwa ia ingin berkomunikasi dengan Anda.

Jika Mama amati tangisan bayi akan terdengar berbeda antara tangisan saat lapar, mengantuk dan kesal. Menangis adalah salah satu cara efektif bayi  berkomunikasi dengan Anda, karena tanpa disadari Mama akan berusaha membantu anak ketika ia menangis. Berikut ini perkembangan suara dari bayi:

Usia 6 minggu - 3 bulan, bayi mulai mengeluarkan suara-suara seperti “aah” atau “oo” serta mengeluarkan suara yang memekik ketika ia senang.
Usia 3-6 bulan, bayi mulai "iseng' memainkan suara dan mencoba menyamakan suara yang ia keluarkan dengan suara yang sering ia dengar dari sekitar. Meski suara tersebut belum terdengar jelas namun bayi sudah mulai terkesan ingin berbicara dengan Anda maupun orang-orang di dekatnya.
Usia 6-10 bulan, anak mulai mengeluarkan suara yang terdengar seperti kata “ma ma ma” sehingga terkadang hal tersebut dikira sebagai kata pertama anak, namun pada usia tersebut penyebutan kata “ ma” tidak memiliki arti apa-apa karena ia hanya meniru yang sering didengar, bukan karena ia mengetahui bahwa “ma” tersebut merupakan panggilan untuk Mama.
Usia 10-14 bulan, anak mulai mengenali benda dan belajar untuk menunjukkan gestur yang diinginkan secara sosial, seperti melambaikan tangan saat berpisah dengan orang lain maupun menunjuk barang yang diinginkan. Saat anak menginjak usia ini, ia mulai mengatakan “ma” ataupun “Mama” ketika ia benar-benar mencari Anda. Pada usia inilah “ma” yang ia katakan bermakna dan merupakan saat ia mengeluarkan kata pertamanya.

Read More

Selasa, 03 Juni 2014

bjdkjsfksdj

dhsdgjad
Read More